KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kepada Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah
kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Kedisiplinan. Tak lupa shalawat dan
salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga
para sahabat dan seluruh umatnya.
Kedua kalinya
kami mengharap makalah tentang kedisiplinan siswa di sekolah
ini dapat memberikan sedikit pengetahuan bagi teman-teman dan
bagi pembaca pada umumnya. Dan ucapan terima kasih kepada pembimbing
kami karena telah mengarahkan kami pada hal-hal yang positif.
Pada kesempatan
ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan
manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada teman maupun pembaca.
Kami sebagai
penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. oleh karena itu, kritik dan saran yang ada relevansinya
dengan penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca. Kritik dan
saran sekecil apapun akan kami perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di
masa datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... I
DAFTAR ISI............................................................................................................................... II
BAB I PANDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
C.
Tujuan dan Manfaat.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 2
A.
Pengertian Disiplin............................................................................................................ 2
B.
Penyebab Utama Perilaku Tidak Disiplin Siswa............................................................... 2
C.
Perilaku Siswa Yang Dinilai Tidak Atau Kurang
Disiplin................................................ 3
D.
Faktor Pendorong Dan Penghambat Kedisiplinan Di Sekolah........................................ 4
E.
Faktor Pendorong Kedisiplinan........................................................................................ 4
F.
Faktor Penghambat Kedisiplinan...................................................................................... 6
G.
Upaya-Upaya Yang Bisa Di Lakukan Warga Sekolah
Dalam Meningkatkan Penerapan Disiplin 6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................... 7
A.
Kesimpulan ...................................................................................................................... 7
B.
Saran ................................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan
organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat
mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun
kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk memenuhi dan
menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat
menghasilkan kinerja yang baik.
Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur,
dan kebijakan yang ada merupakan penyebab terbanyak tindakan indisipliner.
Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut pihak pimpinan sebaiknya
memberikan program orientasi kepada tenaga perawat/bidan yang baru pada hari
pertama mereka bekerja, karena perawat/bidan tidak dapat diharapkan bekerja
dengan baik dan patuh, apabila peraturan/prosedur atau kebijakan yang ada tidak
diketahui, tidak jelas, atau tidak dijalankan sebagai mestinya. Selain
memberikan orientasi, pimpinan harus menjelaskan secara rinci
peraturan-peraturan yang sering dilanggar, berikut rasional dan konsekwensinya.
Demikian pula peraturan/prosedur atau kebijakan yang mengalami perubahan atau
diperbaharui, sebaiknya diinformasikan kepada staf melalui diskusi aktif.
B.
Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang diatas, adanya
tindakan kurang disiplin yang dilakukan siswa di sekolah maka dalam pembahasan
makalah ini kami ambil rumusan masalah yang dapat dikaji adalah sebagai berikut
:
Apa pengertian
disiplin ?
Apa penyebab utama perilaku tidak disiplin dan
apa saja perilaku siswa yang dinilai tidak atau kurang disiplin ?
Apa Faktor
Pendorong dan Penghambat Kedisiplinan ?
Apa saja
upaya-upaya yang bisa di lakukan warga sekolah dalam meningkatkan penerapan
disiplin di sekolah ?
C.
Tujuan Dan Manfaat
1.
Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan dari makalah ini
secara khusus adalah adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran PKn. Sedang
tujuan secara umum adalah untuk mengetahui hakekat perilaku disiplin, dan
faktor pendorong maupun penghambat dari kedisiplinan.
2.
Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini siswa dapat
megetahui seberapa besar penerapan disiplin yang sudah dilakukan dan dapat
menyadari betapa pentingnya disiplin itu dalam perkembangan pribadi serta masa
depan yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan dapat memberikan motivasi
lebih baik dan siswa dapat menjalankan segala sesuatunya lebih dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Disiplin
Disiplin
merupakan istilah yang sudah memasyarakat diberbagai instansi pemerintah maupun
swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu lintas, disiplin
belajar dan macam istilah disiplin yang lain. Disiplin secara etimologi berasal
dari bahasa latin “ disibel” yang berarti pengikut. Seiring dengan
perkembangan bahasa, kata tersebut mengalami perubahan menjadi ‘disipline” yang
artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Berbeda dengan pendapat
yang menyatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang
berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan
tabiat. Jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak
terhadap pekerjaan. Sekarang ini kata displin telah berkembang mengikuti kemajuan
ilmu pengetahuan, sehingga banyak para ahli baik ahli bahasa maupun sosial dan
etika dan estetika memberikan definisi yang berbeda-beda.
B.
Penyebab Utama
Perilaku Tidak Disiplin Siswa
Membicarakan
tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku
negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada
akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex
bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang
menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri
sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun
pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering
ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan
pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek,
pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.Tentu
saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di
sinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa
terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan,
keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu
faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah
seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya.
Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar
serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati
sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di
rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya
merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.
Brown dan Brown
mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang indisiplin, sebagai
berikut :
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh
guru.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh
sekolah; kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan
lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh
siswa , siswa yang berasal dari keluarga yang broken home.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh
kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel,
terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin,
dalam proses belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada
umumnya.
C.
Perilaku Siswa
Yang Dinilai Tidak Atau Kurang Disiplin
Dalam kehidupan
sehari-hati sering kita dengar orang-orang atau teman-teman mengatakan bahwa si
A adalah orang yang memiliki disiplin yang tinggi, sedangkan si B orang yang
kurang disiplin. Sebutan orang yang memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju
kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku
sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang
yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak
dapat mentaati peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari
masyarakat (konvensi-informal), pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh
suatu lembaga tertentu (organisasional-formal).
Seorang siswa
dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai
peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa
dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang
berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan
dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin
siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya
yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.
D.
Faktor
Pendorong Dan Penghambat Kedisiplinan Di Sekolah
Disiplin bukan
merupakan hukuman, ikatan yang mengekang atau paksaan yang harus dituruti.”
Disiplin harus diartikan sebagai sesuatu yang positif yang timbul dan tumbuh
dari penentuan pada diri pribadi secara sadar. Maka penentuan aturan dalam
menerapkan disiplin di suatu lembaga pendidikan sangat diperlukan dalam
menunjang proses belajar mengajar yang baik untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif.
Dalam
menerapkan suatu aturan ada dua faktor yang sangat penting yang selalu melekat
pada sebuah aturan. Tak terkecuali pada penerapan kedisiplinan di sekolah atau
lembaga pendidikan lainnya. Faktor tersebut adalah faktor pendorong dan faktor
penghambat terjadinya disiplin di sebuah lembaga pendidikan.
E.
Faktor
Pendorong Kedisiplinan
Faktor
pendorong kedisiplinan di sebuah lembaga pendidikan merupakan suatu faktor yang
menunjang dalam melaksanakan aturan dalam menjalankan kedisiplinan pada sebuah lembaga
pendidikan”. Faktor ini merupakan faktor yang sangat penting dan urgen yang
harus terus menerus dilaksanakan. Apabila faktor pendorong atau faktor
pendukung kedisiplinan sudah mendukung maka kedisiplinan di sekolah akan dapat
berjalan sebagaimana diinginkan.
Faktor pendorong dalam menerapkan kedisiplinan pada sebuah lembaga pendidikan ada 2 (dua), yaitu :
Faktor pendorong dalam menerapkan kedisiplinan pada sebuah lembaga pendidikan ada 2 (dua), yaitu :
1.
Dorongan dari
dalam
·
Pengalaman
Pengalaman
seorang guru dalam menerapkan kedisiplinan di lingkungan sekolah sangat
diperlukan. Karena guru merupakan pemain peran dalam mencapai tujuan pendidikan
yang dasar kuncinya adalah menerapkan kedisiplinan dalam lingkungan sekolah.
Dengan adanya dukungan dari para guru maka anak didik akan mengalami suatu
proses yang disebut dengan kebiasaan. Dan kebiasaan ini merupakan benih-benih
yang akan menjadi suatu pengalaman. Dengan adanya pengalaman dalam diri siswa
maka siswa akan sadar akan tujuan pendidikan.
·
Pengikutan dan ketaatan
Pengikutan dan ketaatan merupakan langkah
penerapan dan praktik atas peraturan yang mengatur perilaku individu
(disiplin). Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang
dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat. Tekanan dari luar dirinya
sebagai upaya mendorong, menekan dan memaksa agar disiplin diterapkan dalam
diri seseorang sehingga peraturan-peraturan dapat diikuti dan dipraktikkan.
·
Sarana Pendidikan
Sebagai sarana untuk mempengaruhi, mengubah,
membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan.
·
Kesadaran
Disiplin yang efektif ditujukan pada seseorang
yang berkemampuan untuk melaksanakan sesuatu tanpa paksaan. Merupakan pemahaman
diri bahwa disiplin dianggap penting sebagai kebaikan dan keberhasilan diri,
selain itu kesadaran diri menjadi motif yang sangat berpengaruh bagi
terwujudnya disiplin
2.
Dorongan Dari
luar
·
Perintah
·
Larangan
·
Pengawasan
·
Paksaan
·
Hukuman untuk berdisiplin
Selain lima faktor pendorong terwujudnya
disiplin yang dominan, masih ada beberapa faktor lain yang berpengaruh pada
pembentukan disiplin individu, yaitu:
§ Teladan.
§ Lingkungan
berdisiplin.
§ Latihan
berdisiplin.
Disiplin belajar merupakan ketaatan peserta
didik terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan di lingkungan belajar
antaralain:



F.
Faktor Penghambat Kedisiplinan
·
Menurut Tulus Tu’u (2004:53) menyatakan sebagai
berikut. Pelanggaran disiplin dapat terjadi karena tujuh hal berikut ini: Disiplin
sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap.
·
Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya
kurang baik dan kurang dimonitor oleh kepala sekolah.
·
Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan
tidak konsekuen.
·
Kebijakan kepala sekolah yang belum
memprioritaskan peningkatan dan pemantapan disiplin sekolah.
·
Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam
perencanaan dan implementasi disiplin sekolah.
·
Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua
dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.
·
Siswa di sekolah tersebut banyak yang berasal
dari siswa bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar dan
mengabaikan tata tertib sekolah.
G.
Upaya-Upaya Yang Bisa Di Lakukan Warga Sekolah
Dalam Meningkatkan Penerapan Disiplin
Terdapat beberapa cara untuk menanamkan
disiplin pada anak didik baik itu dilingkungan keluarga maupun dilingkungan
sekolah diantaranya sebagai berikut:
1.
Cara Otoriter
Pada cara ini guru menentukan aturan-aturan
batasan yang mutlak yang harus ditaati oleh anak-anak, dan anak harus tunduk
dan patuh dan tidak ada pilihan lain. Akan tetapi dengan mempergunakan sikap
otoriter ini anak akan memperlihatkan reaksinya misal: menentang atau melawan
karena anak merasa dipaksa, maka menetang dan melawan, bisa
ditampilkan dalam tingkah laku yang melanggar norma dan menimbulkan
persoalan pada dirinya. Cara otoriter memang biasa digunakan pada permulaan
menanamkan disiplin
2.
Cara Bebas
Pada cara bebas ini pengawasan menjadi
berkurang, anak sudah terbiasa mengatur dan menentukan sendiri apa yang
dianggapnya benar, pada umumnya kesadaran ini terjadi pada keluarga. Keluarga
yang keduanya bekerja dan tidak ada waktu untuk mendidik anak dengan baik, yang
mana orang tua lebih melimpahkan anak kepada guru. Sedangkan orang tua sendiri
hanya bertindak sebagai polisi yang mengawasi, menegor dan mugkin memahrahi.
Orang tua tidak bisa berintraksi langsung dengan anak. Oleh karena itu
hubungana anak dengan orang tua tidak baik, dan anak akan merasa sendiri
sehingga menjadikan perkembnagan kepribadinya tidak terarah.
3.
Cara Demokratis
Cara ini dilakukan dengan cara memperhatikan
dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan disini tidak mutlak yaitu perlu
adanya bimbingan penuh pengertian antara anak dan guru atau orang tuanya.
Dengan cara demokratis anak akan tumbuh rasa tanggung jawab untuk memperhatikan
sesuatu tingkah laku dan memupuk kepervcayaan dirinya. Dan jika tingkah lakunya
tidak berkenan bagi teman-temanya maka anak mampu menghargai tutntutan pada
lingkungan sekolhnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penegakan
disiplin di sekolah tidak hanya berkaitan dengan masalah seputar kehadiran
atau tidak, terlambat atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada pembentukan sebuah
lingkungan yang di dalamnya ada aturan bersama yang dihormati, dan siapapun
yang melanggar mesti berani mempertanggungjawabkan perbuatannya. Setiap
pelanggaran atas kepentingan umum di dalam sekolah mesti diganjar dengan
hukuman yang mendidik sehingga siswa mampu memahami bahwa nilaidisiplin itu
bukanlah bernilai demi disiplinnya itu sendiri, melainkan demi tujuan lain yang
lebih luas, yaitu demi stabilitas dan kedamaian hidup bersama.
Disiplin
sekolah merupakan keseluruhan ukuran bagitindakan-tindakan yang menjamin
kondisi-kondisi moral yang diperlukan, sehingga proses pendidikan berjalan
lancar dan tidak terganggu. Adanya kedisiplinan dapat menjadi semacam tindakan
preventif dan menyingkirkan hal-hal yang membahayakan hidup kalangan pelajar.
Sekolah tanpa kedisiplinan adalah seperti kincir tanpa air.
B.
Saran
Dalam rangka
meningkatkan kedisiplinan siswa, ada beberapa upaya yangmungkin bisa dilakukan
diantaranya:
1.
Untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga
siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik,
menerima, hangat danterbuka.
2.
Guru terampil berkomunikasi yang efektif
sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa.
3.
Guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat
perilaku yang salah,sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan
memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Disiplinhttp://tarmizi.wordpress.com/2008/12/12/kedisiplinan-siswa-di-sekolah/
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar