KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya kepada kita semua sehingga makalah
ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini di dasari pada tinjauan pustaka mengenai pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen,
unsur intrinsik serta ekstrinsik cerpen,
menentukan hal-hal menarik dalam suatu cerpen, dan membandingkan dengan
realitas dalam kehidupan. Makalah ini
disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas bahasa Indonesia . Pada
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa
makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh Karena itu, kritik dan saran
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan khususnya bagi para siswa sebagai sarana pembelajaran.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian cerpen
B. Ciri-ciri cerpen
C. Cara menulis cerpen
D. Contoh-contoh cerpen
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Cerpen termasuk
salah satu jenis karangan narasi, narasi merupakan karangan berupa rangkaian
peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Selain cerpen, karangan yang
tergolong kedalam jenis narasi adalah novel, roman, dan semua karya prosa
imajinatif.
Karangan jenis
ini bermaksud menyajikan peristiwa atau mengisahkan apa yang telah terjadi dan
bagaimana suatu peristiwa terjadi.
Selain
berdasarkan fakta, kejadiannya boleh berupa sesuatu yang dikhayalkan oleh
penulis dan dihidupkan dalam alam fantasi yang sama sekalijauh dari realita
kehidupan.
B.
Rumusan
masalah :
Dalam makalah
ini hanya meneliti tentang pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur intrinsik
serta ekstrinsik cerpen, cara menulis cerpen, menentukan hal-hal yang menarik
dalam suatu cerpen, dan membandingkan dengan realitas dalam kehidupan.
C.
Tujuan
Penulisan :
Adapun
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui
pengertian cerpen.
2.
Mengetahui
ciri-ciri cerpen.
3.
Cara
menulis cerpen
4.
Menentukan
hal-hal menarik dalam suatu cerpen
5.
Membandingkan
dengan realitas dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
cerpen
Cerita pendek
(cerpen) merupakan sebuah bentuk karya sastra berupa prosa naratif yang
bersifat fiktif. Isinya tidak lebih dari 10.000 kata. Cerita pendek atau sering
disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita
pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya
fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel.
Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik
sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai
jenis.
Cerita pendek
berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat
tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan
munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah
miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan
Anton Chekhov.
B.
Ciri-ciri
Cerita Pendek
Cerita pendek
cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya
memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang
tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam
bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur
inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan
tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan
konflik dan tokoh utama); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang
memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi
si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik
minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi
terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik
dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek,
cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai
contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang
lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah
aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek
juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak
cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat
pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis.
Seperti banyak
bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuath cerita pendek berbeda-beda menurut
pengarangnya. Adapun yang menjadi ciri khusus cerpen, di antaranya sebagai
beikut.
1.
Isinya
cenderung kurang kompleks
2.
Fokus
cerita terpusat pada satu kejadian
3.
Hanya
menggunakan satu alur cerita yang rapat
4.
Tokoh
dalam cerpen sangat terbatas dan diulas secara sekilas
5.
Setting
yang digunakan biasanya tunggal
6.
Tempo
waktunya relatip pendek
7.
Menampilkan
konflik yang tidak menimbulkan perubahan nasib pada tokohnya.
Dalam cerita pendek terkandung unsur-unsur intrinsik yaitu :
1.
Tema
Tema yaitu pokok gagasan menjadi dasar pengembangan
cerita pendek. Tema suatu cerita mensegala persoalan, baik itu berupa masalah
kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan sebagainya. Untuk
mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai
unsur karangan itu. Bisa saja temanya itu dititipkan pada unsur penokohan,
alur, ataupun pada latar.
2.
Plot
atau alur
Plot yaitu rangkaian peristiwa yang direka dan
dijalin dengan seksama sehingga menggerakkan jalan cerita melalui perkenalan
klimaks dan penyelesaian. Pada umumnya alur terdiri atas beberapa tahap
diantaranya:
a.
Pengenalan
Tahap
ini menguraikan latar cerita atau penokohan.
b.
Penampilan
masalah / konflik
Tahap
ini menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku cerita. Dalam tahap ini akan
terjadi konflik antarpelaku.
c.
Konflik
memuncak
Tahap
ini menceritakan konflik yang dihadapi pelaku semakin meningkat.
d.
Puncak
ketegangan/ klimaks
Tahap
ini menggambarkan ketegangan masalah dalam cerita atau masalah itu telah
mencapai klimaks/ puncak.
e.
Ketegangan
menurun
Tahap
ini menceritakan masalah yang telah berangsur-angsur dapat diatasi dan
kekhawatiran mulai hilang.
f.
Penyelesaian
Tahap
ini menceritakan masalah tersebut sudah dapat diatasi. Pengarang memberikan
pemecahan dari semua peristiwa sebelumnya.
3.
Penokohan
dan perwatakan
Penokohan
yaitu cerita pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak para pelaku yang
terdapat di dalam karyanya. Untuk mengetahui watak pelaku cerita,
perhatikanlah!
a. Apa yang dilakukan pelaku;
b. Apa yang dikatakan pelaku;
c. Bagaimana sikap pelaku dalam menghadapi persoalan;
d. Bagaimana penilaian pelaku lain terhadap dirinya.
4.
Seting
atau latar
Latar
yaitu tempat dan waktu terjadinya
cerita. Latar ini berguna untuk memperkuat tema, menuntun watak tokoh, dan
membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu dan sosial.
5.
Sudut
pandang
Sudut
pandang yaitu posisi pengarang dalam membawakan cerita. Ada beberapa macam
sudut pandang ata bercerita.
a.
Sudut
pandang orang pertama
Pengarang
memakai istilah “aku” untuk menghidupkan tokoh, seolah-olah dia menceritakan pengalamannya
sendiri.
b.
Sudut
pandang orang ketiga
Pengarang
memilih salah seorang tokohnya untuk menceritakan orang lain. Tokoh yang
diceritakan itu disebut “dia”.
c.
Sudut
pandang pengarang sebagai pencerita (objective point of view)
Pengarang
hanya menceritakan apa yang terjadi, seolah-olah pembaca menonton pementasan
sandiwara. Pembaca hanya bisa menafsirkan cerita berdasarkan kejadian, dialog,
dan perbuatan para pelakunya karena pengarang tidak memberikan petunjuk atau
tuntunan terhadap pembaca.
d.
Sudut
pandang serba tahu (omniscient point of view)
Pengarang
seolah serba tahu segalanya. Ia dapat menciptakan apa saja yang diperlukan
untuk melengkapi ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkan. Pengarang
bisa mengomentari kelakuan para pelakunya dan dapat berbicara langsung dengan
pembaca.
6.
Amanat
Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang
melalui karyanya kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan,
nasehat, kritik dan sebagainya.
Unsur
ekstrinsik pada cerpen
a.
Latar
belakang pengarang
Kehidupan
pengarang dan kejiwaannya berpengaruh terhadap proses penciptaan karya sastra.
b.
Aspek-aspek
sosial politik
Situasi
sosial politik seperti masalah ekonomi, budaya, dan pendidikan akan berpengaruh
terhadap karya sastra.
c.
Hasil
pemikiran manusia atau masyarakat
Hasil
pemikiran manusia, baik berupa ideologi, filsafat, maupun pengetahuan lain juga
berpengaru terhadap karya sastra. Kedekatan sastrawan dengan Tuhan, misalnya,
akan melahirkan karya sastra yang sarat dengan pesan religius.
d.
Semangat
zaman, atmosfer, atau iklim tertentu
e.
Semangat
zaman yang dimaksud disini menyangkut masalah aliran seni yang digemari pada
saat itu.
Hal lain yang juga termasuk unsur ekstrinsik yakni pengaruh sastra
asing.
Cara Membuat Cerpen
Setiap pembuatan karya sastra yang berbentuk prosa tentu tak akan
pernah terlepas dari yang namanya unsur intrinsik. Baik itu membuat novel atau
pun membuat cerpen. Nah, pada bahasan ini penulis akan menyajikan bahasan
tentang cara atau langkah membuat cerpen.
Cerita cerpen bisa dalam berbagai jenis, namun langkah dasar
pembuatannya memiliki pola dasar yang hampir sama, yakni menampilkan suatu
keadaan yang harus dihadapi tokoh atau pelaku, kemudian perlahan-lahan muncul
sebuah masalah atau konflik yang pada akhirnya akan mencapai puncaknya, setelah
itu konflik akan mulai mulai mereda dan masalah pun bisa diselesaikan pelaku.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipahami dan
diperhatikan ketika Anda hendak membuat sebuah cerpen.
1.
Tema.
Setiap tulisan yang dibuat tentu harus memiliki arti atau pesan yang tersirat
agar hasilnya bisa dinikmati. Untuk itu, Anda memerlukan sebuah tema yang
berfungsi sebagai tali penghubung antara awal cerita dan akhir cerita. Apapun
yang ingin Anda tulis, usahakan selalau berkaitan dengan tema ini.
2.
Tempo
Waktu. Tempo waktu penceritaan dalam sebuah cerpen sangatlah pendek, yakni
hanya dalam hitungan hari atau bahkan hitungan jam. Tempo yang singkat ini
biasanya berupa gambaran tentang satu kejadian yang dialami atau terjadi dalam
kehidupan tokoh utama. Usahakan agar tema yang Anda angkat tadi bisa
dimunculkan dalam kejadian yang dialami si tokoh.
3.
Setting.
Ingat setting dalam cerpen ini bersifat tunggal, jadi Anda harus pintar dalam
memilih setting. Usahakan agar setting yang dipilih itu cukup familiar dengan
calon pembaca agar mereka pun bisa merasakan suasana cerita melalui setting
yang Anda pilih tadi.
4.
Penokohan
. Tokoh dalam cerita pendek sangatlah terbatas dan itu pun hanya dibahas
sekilas, jadi jangan terlalu banyak menyertakan tokoh dalam cerpen. Satu sampai
dua tokoh rasanya sudah sangat cukup sehingga efektivitas cerita tetap terjaga.
5.
Alur.
Alur ini akan sangat menentukan menarik tidaknya sebuah cerita. Munculkan alur
yang baik di awal paragraf cerpen Anda agar pembaca merasa tertarik dan
penasaran untuk mengetahui kelanjutan cerpen yang Anda buat.
6.
Baca
Ulang. Sebelum mempublikasikan cerpen yang Anda buat, sebaiknya Anda membacanya
terlebih dulu. perhatikan penggunaan tanda baca dan tata bahasa yang Anda
pakai. Jika dua hal ini Anda abaikan, bukan mustahil cerita yang menarik
sekalipun akan kehilangan maknanya karena pembaca sudah lebih dulu terpengaruh
oleh format penulisan yang tidak rapi.
Langkah langkahnya antara lain :
a. Pilih titik narasi sudut pandang cerita pendek. Anda dapat menulis
kisah sebagai dalam salah satu karakter (orang pertama), atau sebagai narator
terpisah yang menyajikan hanya satu pikiran karakter dan pengamatan (orang
ketiga yang terbatas), atau sebagai narator terpisah yang menyajikan pengalaman
dan pengamatan dari beberapa karakter (orang ketiga yang mahatahu). Titik
pertama-orang pandang akan mengacu pada karakter sentral sebagai ‘aku’ bukan
‘dia’ atau ‘dia’.
b. Pengembangan dan kekuatan dari sudut pandang narasi, akan
menentukan jalan cerita. Tentu saja sudut pandang orang ketiga akan lebih
leluasa mengeksplorasi si tokoh dan bagaimana penokohan berlangsung, namun akan
kehilangan greget dalam proses pencarian jati diri.
c. Buat protagonis, atau karakter utama. Ini harus menjadi yang paling
berkembang dan biasanya karakter paling simpatik dalam cerita.
d. Buat masalah, atau konflik, atau sudut kerja bagi protagonis.
Konflik dari cerita pendek harus mengambil salah satu dari lima bentuk dasar:
orang vs orang, orang vs dirinya sendiri, orang vs alam, orang vs masyarakat,
atau orang vs Tuhan atau nasib. Jika Anda memilih konflik orang vs orang,
membuatnya antagonis untuk melayani mereka yang protagonis maka harus ada
pertentangan yang fair.
e. Menetapkan karakter terpercaya dan pengaturan, dengan deskripsi
yang jelas dan dialog, untuk menciptakan cerita di mana pembaca akan peduli.
f. Membangun ketegangan cerita pendek dengan memiliki tokoh protagonis
yang die hard, mati matian, bahkan menglami beberapa usaha yang gagal untuk
memecahkan dan mengatasi masalahnya sendiri.
g. Menciptakan krisis yang berfungsi sebagai kesempatan terakhir bagi
protagonis untuk memecahkan masalah nya.
h. Menyelesaikan ketegangan dengan membuat protagonis lolos dari lubng
jarum melalui, kreativitas keberanian intelijensia, atau atribut positif
lainnya. Hal ini biasanya disebut sebagai klimaks cerita.
i.
Memperpanjang
fase resolusi, jika Anda suka, dengan merefleksikan tindakan dari cerita dan
signifikansinya dengan karakter atau masyarakat.
C.
BEBERAPA
CONTOH CERPEN
MARTINI
Oleh: Kurniawan Lastanto
Wanita itu bernama Martini. Kini ia kembali menginjakkan kakinya di
lndonesa, setelah tiga tahun ia meninggalkan kampung halamannya yang berjarak
tiga kilometer dari arah selatan Wonosari Gunung Kidul.Didalam benak Martini
berbaur rasa senang, rindu dan haru. Beberapa jam lagi ia akan berjumpa kembal
idengan suaminya, mas Koko dan putranya Andra Mardianto, yang ketika ia
tinggalkan masih berusia tiga tahun. Ia membayangkan putranya kini telah duduk
dibangku sekolah dasar mengenakan seragam putih – merah dan menmpati rumahnya
yang baru, yang dibangun oleh suaminya dengan uang yang ia kirimkan dari arab
Saudi, Negara dimana selama ini ia bekerja.
Martini adalah seorang tenaga kerja wanita yang berhasil diantara
banyak kisah mengenai tenaga kerja wanita yang nasibnya kurang beruntung. Tidak
jarang seorang TKW pulang ketanah airnya dalam keadaan hamil tanpa jelas siapa
ayah sang janin yang dikandungnya. Atau disiksa, digilas dibawah setrikaan
bersuhu lebih dari 110 derajat celcius, atau tiba – tiba menjadi bahan
pemberitaan di media massa tanah air karena sisa hidupnya yang sudah ditentukan
oleh vonis hakim untuk bersiap menghadapi tiang gantungan atau tajamnya logam
pancung yang kemudian membuat kedubes RI, Deplu dan Depnaker kelimpungan dan
tampak lebih sibuk.
Sangatlah beruntung bagi Martini mempunyai majikan yang sangat
baik, bahkan dalam tiga tahun ia bekerja, ia telah dua kali melaksanakan umroh
dengan biaya sang majikan. Majikannya adalah seorang karyawan disalah satu
perusahaan minyak disana. Ia bekerja sebagai seorang pembantu rumah tangga di El
Riyadh dengan tugas khusus mengasuh putra sang majikan yang sebaya dengan
Andra, putranya. Hal ini membuatnya selalu teringat putranya sendiri dan
menambah semangat dalam bekerja.
Dengan cermat Martini memperhatikan sekeliling, akan tetapi ia
tidak melihat seorang saudara atau kerabatpun yang ia kenal. Sempat terbersit
rasa iri dan kecewa ketika ia menyaksikan beberapa rekanannya yang dijemput dan
disambut kedatangannya oleh orang tua, anak atau suami mereka. Namun dengan
segera ia membuang jauh – jauh pikiran tersebut. Ia tidak ingin suuzon dengan
suaminya. “mungkin hal ini disebabkan karena kedatanganku yang memang terlambat
tiga hari dari jadwalkepulangan yang direncanakan sebelumnya,” pikirnya
huznuzon.
Dan pikiran ini malah membuatnya merasa bersalah, karena ia tidak
memberitahukan kedatangannya melalui telepon sebelumnya. Akhirnya ia memutuskan
untuk menuju terminal pulogadung dengan taksi bandara. Oleh karena ia tidak
tahu dimana pool bus maju lancar terdekat dari bandara soekarno-hatta, ia
berharap diterminal pulogadung ia bisa langsung menemukan bus tersebut dan
membawanya ke wonosari dengan nyaman, karena badannya sekarang sudah terlalu
letihuntuk perjalanan panjangyang ditempuh dari arab Saudi.
Tanpa ia sadari, martini telah sampai didepan rumahnya, rumah yang
merupakan warisan ayahnya, yang ia huni bersama mas koko, andra dan ibunyayang
telah renta. Namun bingung dan pertanyaan muncul dalam benaknya. Yang ia lihat
hanyalah rumah tua tanpa berubahan sedikitpun, kecuali kandang sapi didekat
rumahnyayang kini telah kosong. Sama keadaanya dengan tiga tahun lalutatkala ia
meninggalkan rumah tersebut.
“ mana rumah baru yang mas koko bangun seperti yang ada difoto yang
mas koko kirimkan tiga bulan yang lalu. Apakah ia membeli tanah ditempat lain
dan membangunnya disana. Kalau begitu syukurlah,” pikirnya mencoba huznuzon. Ia
ketuk perlahan – lahanpintu rumahnya. Namun tidak ada seorangpun yang muncul
membukakan pintu “kulo nuwun, mas…! Andra…! Mbok…!”
Beberapa saat kemudian barulah pintu yang terbuat dari kayu glugu
tersebut terbuka.” Madosi sinten mbak?” Tanya seorang bocah berusia 6 tahun
yang tak lain adalah andra yang muncul dari balik pintu. “Andra aku ini ibumu,
sudah lupa ya. Apakah bapakmu tidak menceritakan ihwal kedatanganku?” ucap
martini balik bertanya.
“Ayah? Kedatanagn ibu? Oh mari masuk. Sebentar ya, andra bangunkan
mbah dulu,” ujar Andra sambil berlari menuju kearah kamar neneknya.
Martini masuk kedalam rumah dan duduk diatas amben yang terletak
disudut ruangan depan, seraya memperhatikan keadaan didalam rumah yang ia huni
sejak kecil tersebut. Keadaan dalam rumahpun tidak tampak ada perubahan yang
berarti.
“Martini ya. Wah – wah anakku sudah datangdari perantauan,”
terdengar suara tua khas ibu martini sedang setengah berlari keluar dari
kamarnya, menyambut kedatangan anaknya, diikuti oleh andra , membawakan segelas
teh hangat.
“bagaimana keadaan simbok disini?”, Tanya martini. “oh, anakku
simbok di sini baik – baik saja, kamu sendiri bagaimana, tini?” “saya baik –
baik saja mbok, ngomong – ngomong mas koko dimana mbok?” Tanya martini.
Mendengar pertanyaan itu, tiba – tiba air muka ibu martini berubah, ia tampak
berpikir – pikir sejenak.
“ oh mengenai suamimu, nanti akan simbok ceritakan, sebaiknya kamu
ngaso dulu. Kau pasti capek setelah melakukan perjalanan jauh. Jangan lupa teh
hangatnya diminum dulu, saran ibu
martini.
Martini menurut saja apa yang dikatakan ibunya. Setelah menikmati
segelas the hangat, ia mengangkat kaki dan tiduran di atas amben. Namun tetap
saja ia tidak dapat memejamkan matanya. Pikirannya tetap melayang memikirkan
suaminya ; dimana dia, apakah dia merantau ke Jakarta untuk turut mencari
nafkah diperantauan, dimana letak rumah barunya, atau apakah mas koko malah
meninggalkan dirinya dan menikah dengan wanita lain?” “ah tidak mungkin,”
pikirnya kembali berusaha untuk tetap huznuzon.
Ia mencoba bangkit lalu menemui ibunya yang sedang memasak dipawon.
“maaf Mbok, dimana mas koko, tini sudah kangen dan ingin berbicara
dengannya,” ujar martini membuka kembali percakapan. Ibu martini tampak kembali
berfikir sejenak, lalu berdiri dan mengambil segelas air putih dingin dari
kendi. “ minumlah air putih ini agar kamu lebih tenang, Tini, nanti simbok
ceritakan di mana suamimu berada, kalau kamu memang sudah tidak sabar.”
Sementara itu martini bersiap untuk mendengarkan dengan seksama
penuturan ibunya. “ tiga bulan lalu rumah yang dibuat suamimu atas biaya dari kamu
sudah jadi. Letaknya didusun sebelah sana, namun sejak itu pula kesengsem sama
seorang wanita. Wanita itu adalah tetangga barunya. Dua bulan lalu mereka
menikah dan meninggalkan andra bersama simbok. Tentu saja simbok marah besar
kepadanya. Namum apa daya, simbok hanyalah wanita yang sudah renta, sedang
ayahmu sudah tiada, dan uang yang simbok pegangpun pas – pasan. Mau mengirim
surat kepadamu simbok tidak bisa, kamu tahukan simbok buta huruf. Mau minta
tolong kepada siapa lagi, sedangkan kamu adalah anakku satu – satunya. Kamu
tidak mempunyai saudara yang bisa simbok mintai tolong untuk mengirimkan surat
kepadamu, sedangkan anakmu, andra masih kelas 1 SD”.
Mendengar penuturan ibunya, martini langsung menangis, ia sedih
marah dan kalut.
“mengapa simbok tidak melaporkannya ke pak kadus dan pak kades, dan
beliaupun sudah berjanji untuk membantu simbok. Namun sampai saat ini simbok
belum mendapatkan jawabannya. Sedangkan suamimu sendiri dan istri barunya ,
tampak tak peduli denagn suara – suara miring para tetangga. Dan untuk lapor ke
KUA, simbok tidak berfikir sampai kesitu, maafkan simbok,” tambah ibunya dengan
suara yang terdengar bergetar.
“Duh Gusti…., paringono sabar…,.” terdengar Martini terisak,
berusaha untuk tetap ingat kepada Yang Maha Kuasa. Bagaimana bisa, suami yang
begitu ia cintai dan ia percaya, dapat berbuat begitu kejam terhadapnya.
Apalagi ia sekarang tinggal bersama istri barunya, di rumah hasil jerih
payahnya selama tiga tahun merantau di Arab Saudi. “Mbok, di mana rumah baru
itu berada?” wajah ibunya terlihat ketakutan, ia tidak tahu apa yang akan
dilakukan anaknya dalam keadaan kalut di sana apabila ia tahu letak rumah
tersebut.”Mbok, di mana Mbok,” Suara Martini semakin tinggi, namun ibunya tetap
diam. ,”Kenapa simbok tidak mau membertihu. Apakah Simbok merestuinya?_Apakah
simbok mendukungnya? Apakah Simbok membela bajingan itu dari pada saya anakmu
sendiri? Apakah…..” “Diam Tini, teganya kamu menuduh ibumu seperti itu. Kamu
mau menjadi anak durhaka? Ingatlah kamu kepada Tuhan,Nak, ingatlah kepada Gusti
Allah, Nak” Kalimat itu muncul dari mulut ibunya, yang kemudian terduduk
menangis mendengar ucapan pedas anaknya tersebut.
“ya sudah kalau Simbok tidak mau memberitahu. Tini akan cari
sendiri rumah itu,” teriak Martini seraya meninggalkan ibunya yang sangat
bersedih, yang berusaha mengejarnya namun kemudian jatuh tersungkur di halam
depan rumahnya karena tidak mampu lagi mengeiarnya.
“Hei , mana Koko, bajingan sialan,”teriak Martini sambil berjalan
membabi buta, menyusuri jalan dengan muka merah Padam. Pikrannya kacau balau.
“Buat apa aku bekerja jauh-jauh mencari uang di Arab Saudi demi
kamu dan.Andra tetapi mengapa kau tega memanfaatkanku, menggunakan uangku untuk
membuat rumah dan tinggal di sana bersama istri barumu, Kurang apa aku?”
Mendengar teriakan Martini, kontan para tetangga di sekitar situ
segera berhamburan ke luar rumah. Mereka kebingungan menyaksikan ulah Tini yang
sudah tidak mereka lihat selama tiga tahun, tiba – tiba muncul kembali di dusun
itu dengan tingkah laku yang berubah 180 derajat. Martini yang dulunya lembut,
penurut, kini kasar dan beringasan. Apakah ia telah gila? Apakah yang telah
terjadi terhadap dirinya di Arab saudi? Apakah ia dianiaya sebagaimana sering
terdengar berita di media massa mengenai TKW yang disiksa?.
Namun kemudian mereka segera menyadari. Hal ini pasti karena
Martini telah mengetahui perbuatan suaminya. Segera saja mereka mengejar dan
mencoba menenangkan Martini. Namun dengan kuat Martini mencoba melepaskan
tangannya dari dekapan tetangganva itu. Dan saat itu pula ia melihat suaminya,
ya Koko bajingan itu, keluar dari rumahnya. Koko tampaknya tidak menghiraukan
kedatangannya. Bahkan istri barunya itu terlihat dengan mesranya berdiri
disamping koko yang meletakkan kedua tangannya dipinggang koko. ,,” hei, siapa
kamu. Tini ya. Kenapa kamu kesini? Ini rumahku bersama mas koko. Bukannya kamu
sudah mati, kalau belum mendingan kamu mati saja sekarang. Itu lebih baik, dari
pada mau merusak kebahagiaan kami. Bukan begitu mas koko?” ujar wanita yang ada
disebelah koko sambil mengalungkan tangan kanannya dileher koko dengan
lembutnya. Hal ini jelas membuat tini makin marah.
“hai , dasar kau, wanita murahan, tidak tahu diri. Koko adalah
suamiku. Dan kau koko, mengapa kau tega menipuku, meninggalkanku hanya untuk
menikahi wanita keparat ini. Dasar bajingan.” Dekapan tetangga yang memegang
Martini akhirnya lepas. Dengan cepat Martini meraih sebuah bamboo yang
tergeletak di bawah pohon nangka dan berlari menuju kearah koko dan istri
barunya. Dengan tidak hati-hati ia menaiki anak tangga yang menuju kedalam
rumah baru itu. Secepat kilat ia mengayunkan bambu itu ke arah mereka berdua.
Namun malang, belum sampai bamboo itu mengenai sasaran, ia kehilangan
keseimbangan. Ia terpeleset dari dua anak tangga dan jatuh terjerembab tak
sadarkan diri.
”Mbak – Mbak bangun Mbak. Mau turun di mana Mbak. Ini sudah sampai
di wonosari,” terdengar sayup-sayup suara pemuda yang duduk di dekat Martini.
“Astaghiirullaahaladzlm .Ha…apa…?.. W onosari,” Tanya M artini. “
Ya Mbak sepertinya dari tadi Mbak gelisah tidurnya” ujar pemuda itu ”Apakah
benar ini wonosari?” Tanya Martini memastikan seraya mengarahkan pandangannya
keluar jendela. Ya ini adalah daerah yang telah tiga tahun ia tinggalkan.
“Alhamdulillah ya Allah terima kasih,” batin Martini bahagia.
Unsur Intrinsik
· Tema :
percayalah pada niat baikmu
· Latar
Ø Tempat :
dalam bis(dalam perjalanan) dan di kampung
Ø Waktu :
tiga tahun setelah kepergian martini ke Arab Saudi
Ø Suasana :
diawal cerita suasana yang timbul basa saja, tetapi pada
pertengahan cerita suasana yang
timbul menegangkan karena adanya konflik
yang timbul ketika tokoh utma bermimpi
· Plot/alur :
Alur cerita itu adalah alur maju(episode) karena jalan cerita
dijelaskan secara runtut. Pada awal cerita diawali dengan pengenalan tokoh,
kemudian si tokoh bermimpi, pada mimpinya timbul suatu pertentangan yang berlanjut ke konflik(klimaks) dilanjutkan
dengan antiklimaks dan pada akhir cerita terdapat penyelesaian.
· Perwatakan :
Tokoh utama(martini) :
wataknya yang sabar,lembut ,pekerja keras, bertanggung jawab terhadap keluarga, hal ini di tunjukan dari penjelasan tokoh,
penggambaran fisik tokoh serta tanggapan tokoh lain terhadap tokoh utama
Tokoh pembantu :
Mbok : sabar
Andra : patuh terhadap orang tua
Mas koko : tidak bertanggung jawab terhadap keluarga
· Sudut pandang :
orang ketiga
· Mood/suasana hati :
kecurigaan,kesabaran,kecemburuan,penyesalan,kebahagiaan
· Amanat :
Ø Seharusnya suami bertanggungjawab untuk mencari nafkah
bagi anak dan istrinya
Ø Jangan dulu bersikap
su’udzon kepada seseorang bila belum ada buktinya
Ø Keuletan dan kesabaran
dalam bekerja akan membuahkan hasil yang
baik
Ø Selalu berniat baik untuk mendapatkan ridho Allah
swt
Unsur Ekstrinsik
Ø Nilai moral :
Dalam cerpen tersebut terdapat kandungan nilai moral yaitu
seseorang haruslah bersikap huznudzon terhadap
sesama manusia, karena husnudzon
mencerminkan akhlak serta budi pekerti yang baik.
Ø Nilai Sosial-budaya :
cerita pada cerpen tadi mempunyai kaitan yang sangat erat
dengan kehidupan kita sehari-hari.
Bahwa kebanyakan orang yaitu wanita pergi merantau ke negeri orang demi
membantu perekonomian keluarga seperti
menjadi TKW, sedangkan suaminya menunggu dirumah, untuk dikirimi uang
dari istrinya tanpa berpikir , susahnya mencari uang dinegeri orang, sedangkan
dia sendiri tidak bekerja. Namun, hal ini bertolakbelakang dengan budaya serta
tradisi, bahwa yang wajib mencari nafkah untuk keluarganya adalah suami. Karena
suami adalah pemimpin dalam rumah tangga, jadi ia harus bertanggungjawab
terhadap keluarganya. Tetapi, hal ini rupanya sudah banyak terjadi di
masyarakat, sehingga tidak jarang pula orang-orang yang menjumpai hal tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa cerpen merupakan jenis karya sastra modern yang dihasilkan dan berkembang
dalam kehidupan masyarakat modern. Cerpen (cerita pendek) ialah karangan pendek
yang berbentuk naratif. Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan manusia, yang
penuh pertikaian, mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang
tidak mudah dilupakan. Selain itu cerpen memiliki unsur intrinsik dan juga
unsur ekstrinsik.
B. Saran
Saran-saran yang ingin disampaikan penulis dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Dalam mencari
unsur-unsur cerpen kita harus membaca cerpen dengan sekasama dari awal hingga
akhir cerita.
2. Dalam penulisan cerpen
kita harus menentukan langkah-langkah seperti menentukan tema terlebih dahulu,
menentukan tujuan, dan menyusun kerangka cerpen.
DAFTAR PUSTAKA
http://nandarthulo.blogspot.com/2011/08/makalah-unsur-unsur-dalam-cerpen.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Cerita_pendek
http://bersaha.blogspot.com/2012/06/pengertian-cerpen-menurut-para-ahli.html
http://hafizazza.blogspot.com/2011/03/pengertian-cerpen-dan-unsurnya.html
http://www.disukai.com/2012/11/pengertian-dan-ciri-ciri-cerita-pendek-cerpen.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar